Tetap Konsisten Makan Buah Tanpa Takut Dompet Terkuras
Salah satu anjuran kesehatan adalah memperbanyak mengonsumsi buah-buahan segar untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh. Kandungan antioksidan buah juga sangat bagus untuk memelihara kesehatan tubuh terutama pencegahan kanker, penyakit jantung, penyakit diabetes mellitus dan penyakit degeneratif lain. Buah segar mengandung enzim hidup yang bagus untuk tubuh. Tetapi tidak semua orang mampu membeli buah sesuai dengan seleranya. Salah satu kendalanya adalah harga buah yang masih relatif mahal. Bagaimana menyiasatinya?
Buah Lokal dan Buah Impor
Buah yang membanjir di pasaran terdiri dari buah lokal dan buah impor. Buah lokal tumbuh secara alami dan berasal dari kawasan tersebut. Menurut Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI, terdapat 226 jenis tumbuhan asli Indonesia yang dapat dimakan dan sebagian besar masih tumbuh liar di kawasan hutan.
Beberapa buah lokal yang sering dikonsumsi masyarakat antara lain: salak, pepaya, mangga, pisang, jambu air, jambu biji, manggis, rambutan, nanas, sawo, belimbing, duku, dondong dan lain-lain. Buah populer lainnya yang penggemarnya banyak tetapi aslinya dari Afrika adalah semangka dan melon.
Buah lokal cenderung harganya lebih murah. Tetapi semurah-murahnya buah lokal masih lebih murah harga gorengan. Memang tidak adil membandingkan dua barang yang berbeda jenis, tetapi kenyataannya orang Indonesia umumnya lebih sayang mengeluarkan uang untuk membeli buah dibanding gorengan. Membeli sebiji pepaya harganya sepuluh ribu, sedangkan dengan uang yang sama nilainya bisa mendapat sepuluh biji gorengan. Gorengan gurih mengenyangkan, sedangkan buah seharusnya bisa mngenyangkan karena kandungan seratnya yang tinggi, tetapi karena tidak terbiasa makan buah maka lebih mantap makan gorengan untuk mengganjal lapar.
Godaan makan buah lokal tidak sekuat makan gorengan. Ini sebenarnya sebuah ironi, ditengah gencarnya pemangku kebijakan dan tenaga kesehatan mengkampanyekan pentingnya menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah, masyarakat seolah kurang peduli. Berapa rata-rata konsumsi buah orang Indonesia? Berdasarkan dari data Badan Pangan Nasional konsumsi buah orang Indonesia sebesar 37,2 kg/kap/tahun di tahun 2024.
Sementara itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah sebanyak 150 gram, setara dengan tiga buah pisang ambon ukuran sedang atau tiga buah jeruk ukuran sedang.
Banyak alasan seseorang tidak menyukai mengkonsumsi buah. Kebanyakan orang Indonesia menganggap buah sebagai makanan pencuci mulut yang keberadaannya tidak begitu penting. Buah hanya hadir sebagai pelengkap. Selain itu buah memiliki cita rasa nano-nano, terkadang manis, masam, hambar bahkan pahit. Coba bandingkan dengan gorengan, yang rasanya gurih lama-lama bikin nagih. Makan sepotong gorengan, mana cukup? Sebaliknya makan sebuah apel pun terkadang tak habis. Menikmati buah saat ini tidak senikmat buah di masa lalu. Sekarang banyak pedagang buah membanjiri konsumen, tetapi kualitas rasa buah tidak sebaik dulu. Faktor kematangan buah yang dipetik dan dijual sebelum buah benar-benar masak pohon menjadi pemicu utama penyebab buah tidak semanis dan seharum dulu. Misalnya, mencari buah mangga atau buah sawo yang benar-benar manis di pedagang buah saat ini sulit sekali.
Buah impor menjadi alternatif buah berkualitas yang diburu meski harganya tidak murah. Lagi-lagi masalah harga yang tidak bersahabat menjadi penghalang konsumen untuk menjangkau mengkonsumsi buah. Buah lokal juga tidak menjanjikan harga yang murah. Faktor rantai disttibusi yang panjang menjadi salah satu alasan harga buah menjadi menjulang dibanding saat buah masih di produsen.
Buah Musiman dan Buah Sepanjang Musim
Buah musiman cenderung lebih murah saat sedang musim, contohnya salak pondoh, yang begitu membanjiri pasaran saat musim panen. Tetapi untuk beberapa buah musiman terkadang tidak bisa tersedia melimpah di pasar ketika cuaca tidak mendukung. Seperti cuaca dalam dua tahun terakhir ini, ketika bulan April sampai dengan Oktober yang seharusnya kemarau dan hujan jarang turun, kenyataannya curah hujan cukup tinggi dan angin kencang sering terjadi. Kondisi tersebut mengakibatkan bunga rontok.
Beda dengan buah seperti pepaya, pisang, jambu yang tersedia sepanjang tahun, harganya relatif murah. Anda bisa memilih buah itu sebagai buah yang tersedia di meja. Tetapi anjuran untuk mengonsumsi aneka ragam makanan membuat makan buah juga harus bermacam-macam, jangan terpancang satu dua jenis buah saja.
Saat ini memang penjual buah ada dimana-mana, ibaratnya lapak tukang buah begitu mudah dijumpai di titik-titik tertentu yang ramai dilewati kendaraan. Buah yang sering menghiasi lapak biasanya anggur, jeruk, buah naga, semangka, pepaya, apel, pear, pisang, jambu kristal, nanas, belimbing . Buah-buahan yang eksis tanpa kenal musim. Sementara sawo, jambu air, duku, rambutan, mangga, durian, akan muncul melimpah saat musim buah tersebut berbuah. Meski melimpah harga buah tidak pernah ramah untuk kantong mereka yang pas-pasan. Belanja buah-buahan menjadi prioritas terakhir setelah kebutuhan pokok aman terbeli, meski kadang juga tahu kalau buah itu bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Ironisnya buah menjadi prioritas setelah mendengar saran dari dokter atau ahli gizi agar mengonsumsinya setelah mengalami gangguan kesehatan. Seolah-olah buah hadir ketika tubuh sudah sakit. Semoga hal demikian tidak terjadi pada siapaun yang mencintai kesehatan.
Tips Memilih Buah Sesuai Isi Kantong
Meskipun harga buah relatif mahal tetapi bukan berarti kehadiran buah dalam menu harian dihilangkan. Mengonsumsi buah sebaiknya rutin setiap hari. Jenis buah yang dikonsumsi tidak harus itu-itu saja, hanya karena buah favorit. Semua buah istimewa untuk tubuh karena kandungan vitaminnya sangat dibutuhkan.
Buah yang masih segar dan cantik memang menggoda untuk dimakan, Semakin bagus penampilannya harganya pasti lebih mahal. Tetapi buah yang ukurannya lebih kecil dan terlihat tidak segar (asal tidak busuk) masih layak dikonsumsi. Bisa jadi harganya lebih murah, pilihlah, kenapa tidak? Selain itu bisa juga menyiasati dengan membeli beraneka macam buah dalam satu waktu dalam jumlah sedikit misalnya dua biji apel, dua biji pear, satu buah pepaya, setangkai apel dan sebagainya. Cara itu untuk mengakomodasi anggota keluarga yang mempunyai buah favorit tertentu.
Saat menyajikan perlakukan buah sebagai camilan keluarga sehingga disajikan dalam bentuk yang menarik. Misalnya buah apel disajikan dalam bentuk irisan setengah lingkaran, disajikan dalam tatakan cantik dan dibagikan ke seluruh anggota keluarga dan dimakan bersama-sama. Kebersamaan makan buah sebagai camilan saat nonton dirumah atau saat bercengkrama tentu menjadi hal yang menyenangkan. Membiasakan makan buah dimulai dari hal yang menyenangkan akan membekas dan bermakna.
Posting Komentar untuk "Tetap Konsisten Makan Buah Tanpa Takut Dompet Terkuras"