MENGONSUMSI MIE INSTAN SECARA BIJAK
Oleh : Woro Merdekawati
Sering dijadikan kambing hitam sebagai pemicu beberapa penyakit berat, tetapi kedudukannya tetap dihati masyarakat. Itulah mie instan. Benarkah mie instan sejelek itu sehingga selalu diwaspadai agar dijauhkan dari daftar menu?
Mie instan pertama kali diciptakan oleh Momofuku Ando, setelah melihat antrian panjang pekerja sekedar mendapatkan semangkuk sup ramen hangat. Rasa terenyuh itu mencetuskan ide untuk menciptakan makanan yang lebih cepar disajikan untuk para pakerja. Seiring berjalannya waktu mie instan menjadi makanan favorit di seluruh dunia karena proses penyajiannya yang cepat dan praktis.
Perkembangan industri mie instan sendiri sangat luar biasa. Meski mie instan pertama kali lahir di Jepang, saat ini konsumen mie instan sudah mengglobal. Negara seperti China dan Indonesia adalah dua negara terdepan sebagai produsen mie instan. Konsumsi mie instan secara global diperkirakan sekitar 120 milar porsi pada tahun 2023! Wow!
Mengapa Mie Instan Disukai Konsumen?
Faktor kepraktisan penyajian menjadi alasan utama orang memilih mie instan sebagai hidangan. Dalam kondisi mager pun mie instan tetap enak disajikan. Cukup bermodal air panas saja, Anda langsung bisa menyeduh mie instan. Bisa disajikan dalam mangkuk, piring bahkan gelas atau cangkir.
Mie instan kaya rasa. Saat pertama kali mie instan diperkenalkan hanya satu atau dua varian rasa saja yang ada. Tetapi saat ini varian rasa mie instan sudah sangat banyak. Kejelian produsen menangkap selera konsumen sampai pelosok negeri mampu menyuguhkan aneka varian rasa yang mengadopsi masakan lokal seperti rendang, mie goreng aceh, soto Madura, ayam kremes dan lain sebagainya. Bahkan varian rasa mie instan juga sudah mulai merambah rasa special dari negara lain seperti Korea, Jepang, Singapura, Bangladesh, dan lain sebagainya.
Mie instan sangat adaptif saat disandingkan dengan bahan makanan lainnya. Mie instan semakin kaya rasa saat bercampur dengan makanan lain. Makanan yang sering ditambahkan saat makan mie instan seperti telur, daging, ayam, sawi, kerupuk dan sebagainya. Lebih nikmat lagi jika makan mie instan bareng nasi!
Harga mie instan sangat ramah kantong. Dengan uang lima ribu saja Anda bisa membeli sebungkus mie instan rasa ayam bawang dan sebutir telur untuk dimasak di rumah.
Benarkah Mie Instan Tidak Sehat?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut maka perlu untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada sebungkus mie instan. Sebagai konsumen yang cerdas dan bijaksana, maka sangat penting sekali untuk membaca kandungan gizi yang tercantum pada sebungkus mie instan. Memang mie instan yang diproduksi saat ini sudah mengalami fortifikasi pangan, yakni penambahan mikronutrien (vitamin dan mineral penting seperti zat zat besi) untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan. Dalam sebungkus mie instan juga mengandung karbohidrat, protein, serat. Dalam sebungkus mie instan mengandung energi sekitar 300 – 400 kkal. Hal penting yang perlu diwaspadai dari sebungkus mie instan adalah kandungan garam (natrium) yang cukup tinggi yaitu 63% dan lemak jenuhnya 40% dari kebutuhan harian tubuh.
Coba Anda kira-kira sendiri dalam sehari berapa milligram Anda mengasup natrium dan lemak jenuh? Lemak jenuh adalah salah satu jenis lemak yang perlu diwaspadai karena bila dikonsumsi berlebihan bisa memicu kegemukan, cholesterol jahat (LDL) yang bisa menjadi menimbulkan penyakit kardiovaskuler seperti jantung dan stroke, kanker, diabetes tipe 2.
Anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk konsumsi natrium adalah 2400 miligram per hari, sedangkan untuk konsumsi lemak jenuh tidak boleh melebihi dari 10% dari total asupan kalori.
Begitu tingginya kandungan natrium dan lemak jenuh pada mie instan maka tidak diragukan lagi dan dengan berat hati dikatakan bahwa mie instan memang tidak sehat untuk menjadi sajian harian menu Anda.
Perlukah memusuhi dan Mengkambinghitamkan Mie Instan?
Fenomena memusuhi dan mengkambinghitamkan mie instan sering terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan dan minuman yang baik untuk tubuh.
Makanan tinggi natrium dan lemak jenuh tidak hanya terdapat pada mie instan saja. Setoples kerupuk, keripik, rempeyek, yang selalu menghias meja makan Anda, sepiring gorengan teman minum teh, sekaleng biskuit yang menemani Anda minum teh atau kopi, Roti berlapis keju yang menemani segelas susu hangat, sepriring sate daging merah dalam baluran bumbu kecap yang menggoda adalah makanan yang mungkin menjadi menu harian Anda, adalah makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh lumayan tinggi.
Mulai saat ini tidak perlu lagi mencari kesalahan mie instan atau makanan yang saya sebutkan tadi sebagai sumber masalah kesehatan. Anggaplah bahwa makanan tersebut memang diciptakan karena sebuah kebutuhan dan alat untuk memanjakan lidah. Tidak ada yang salah dengan keberadaan makanan lezat, yang salah adalah manusianya yang mengonsumsi terlalu berlebihan.
Setelah Anda mengerti kandungan zat gizi pada sebungkus mie instan, seberapa sering Anda akan mengonsumsinya? Setiap hari, dua hari sekali, seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali atau tidak sama sekali? Terserah Anda.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak ada gunanya Anda mengurangi atau bahkan menihilkan makan mie instan jika Anda tidak menambah porsi mengonsumsi makanan yang baik untuk tubuh. Makanan yang kaya protein, vitamin, mineral, serat dan karbohidrat kompleks perlu Anda perbanyak untuk menghadirkan kepantasan bagi nilai-nilai kemuliaan makanan yang bagus untuk kesehatan tubuh. Seberapa banyak sayur dan buah yang telah Anda konsumsi setiap hari? Seberapa sering Anda mengukus atau merebus makanan daripada menggorengnya? Seberapa Anda mengurangi konsumsi garam, MSG dan gula dalam masakan harian Anda? Ini juga perlu menjadi perhatian serius agar bukan hanya mie instan yang selalu menjadi kambing hitam atas kondisi kesehatan Anda.
Tips Mengonsumsi Mie Instan
Tidak ada maksud untuk melarang atau menakut-nakuti makan mie instan. Hanya saja kondisi saat ini masyarakat menghadapi masalah kesehatan yang kompleks. Merebaknya penyakit hipertensi sebagai penyakit yang memiliki sebutan ngeri yakni silent killer, angka obesitas yang semakin banyak di semua kalangan baik anak-anak dan dewasa, diabetes mellitus tipe 2, jantung, kolesterol dan penyakit degenerative lainnya, membuat pemerhati kesehatan memberikan alternatif cara mengonsumsi mie instan yang aman.
Mengatur frekuensi makan mie instan. Godaan gurih dan sedapnya aroma mie instan saat dimasak memang tidak bisa dibantah. Buatlah tantangan pada diri Anda untuk berjanji mengurangi frekuensi makan mie instan pelan-pelan dengan penuh kesadaran diri.
Sertakan sayuran yang memadai porsinya dalam setiap bungkus mie instan yang Anda masak. Inilah cara bijak untuk meningkatkan value atau nilai mie instan sebagai menu yang pantas mengisi usus Anda. Sayuran banyak mengandung serat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Jangan biarkan mie instan yang dikonsumsi hanya berakhir menjadi sampah yang memberatkan kerja usus. Jika ingin makanan tersebut terserap baik menjadi saripati bersama oksigen yang mengalir ke seluruh tubuh lewat sistem pembuluh darah, maka konsumsi mie instan dengan sayuran yang porsinya memadai yakni 100 gram atau semangkuk ukuran sedang.
Tambahlah sumber protein dan mikronutrien yang terdapat seperti pada telur atau daging, ikan, ayam, sebagai sumber zat gizi yang akan meningkatkan marwah mie instan sebagai menu andalan dikala jiwa sedang lelah. Terkadang terdapat hari dimana hari kebebasan makan alias cheating day perlu dirayakan dengan semangkuk mie instan. Maka tambahkan sumber protein tersebut sebagai jenderalnya.
Selalu tambahkan seporsi buah sebagai teman makan mie instan Anda. Seporsi irisan nanas atau apel atau beberapa butir anggur ranum yang menggugah selera akan menutupi kejelekan mie instan yang tinggi natrium dan lemak jenuh.
Hindari minum minuman yang tinggi gula saat makan mie instan. Cukup minum segelas air putih hangat sebagai sarana membantu melancarkan proses pencernaan.
Mengganti bumbu mie instan dengan bumbu buatan sendiri. Ini saran yang mungkin tidak akan disetujui oleh penikmat mie instan, termasuk saya, karena jiwa dan roh mie instan ada pada bumbunya yang dikemas kecil-kecil itu. Tetapi jika Anda handal dalam membuat masakan tidak ada salahnya memakai bumbu buatan sendiri atau pakailah separuh porsi bumbu mie instan dan ditambahi bumbu yang Anda buat sendiri.
Sekarang semua terserah Anda untuk memutuskan bagaimana gaya dan pilihan saat mengonsumsi mie instan, apakah tidak mempedulikan sisi negatif kandungan natrium dan lemak jenuh yang tinggi itu atau mulai berpikir untuk mengurangi frekuensi makan mie instan dan menambah zat-zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh.
Posting Komentar untuk "MENGONSUMSI MIE INSTAN SECARA BIJAK"