Mengenal 10 Lauk Jadul Sehat dan Alami : Menggugah Nostalgia Masa Lalu
Oleh : Woro Merdekawati
Sepanjang ingatan saya yang pendek ini,
mengenang macam-macam lauk semasa kecil ternyata masih lumayan juga. Sebagai anak kampung,
menikmati kuliner buatan Nenek atau Ibu suatu hal yang sangat biasa. Setiap
rumah punya cara masing-masing untuk menghidangkan menu terbaik yang mampu
mereka buat. Mayoritas warga kampung hidup dalam kesedehanaan, tetapi soal cita
rasa makanan tak kalah lezat dari dapur
rumah gedongan.
Tanah desa begitu subur. Merujuk bait lagu
Kolam Susu Koes Plus yang menggambarkan kesuburan
tanah air Indonesia : laut bagai kolam susu, berbekal kail dan jala saja mampu
menghidupi , hingga tongkat dan batu menjadi tanaman. Tidak berlebihan memang,
karena kala itu begitu mudah mencari bahan makanan untuk menjadi menu lauk di
rumah.
Ketika musim hujan yang lembab, pekarangan belakang yang ditumbuhi pepohonan dan
semak banyak jamur-jamur yang bertumbuh,
seperti jamur barat, jamur cepaki, jamur kuping. Kemudian di sepanjang pagar rumah
yang terbuat dari bilah bambu yang dianyam jarang-jarang itu merambat lebat tanaman
perdu yang daunnya hijau tua dengan bau
khas, namanya sembukan.
Masakan jadul bumbunya lebih alami, hanya bawang merah dan bawang putih dengan
sentuhan wangi rempah-rempah alami , gula
dan garam secukupnya. Masakan rumahan begitu lezat menemani nasi liwet yang dimasak menggunakan kayu
bakar. Jika nasi putih tidak mampu
disediakan karena keterbatasan ekonomi, maka memasak tiwul sebagai pengganti
nasi juga tidak masalah, tetap lezat menemani lauk pauk yang tersaji.
Macam-Macam Lauk Jadul Kaya Nutrisi
1. Gembrot
Ketika menyebut nama tersebut apa yang ada
dibenak Anda? Sosok orang super gemuk dengan baju kedodoran? Ups…Anda keliru.
Gembrot adalah nama lauk, semacam pepes tetapi bumbunya pakai parutan kelapa
muda, garam, lempuyang, kencur, dan bawang merah dan bawang putih.
Gembrot ada bermacam-macam namanya. Untuk
membedakan nama gembrot tergantung bahan utamanya. Jika bahan utamnya jamur
cepaki maka dinamakan gembrot jamur cepaki. Jika bahan utamnya sembukan maka
dinamakan gembrot sembukan.Kalau bumbu
utamanya parutan buah kelapa yang masih sangat kecil (bluluk= bahasa Jawa) maka dinamakan gembrot bluluk.Kalau bahan
utamanya mangga muda (gendeo=bahasa jawa) maka dinamakan gembrot gendeo.
2. Perkedel
Perkedel salah satu lauk favorit banyak orang.
Konon menurut akronim perkedel kepanjangan dari persatuan kentang dan telur.
Tapi sejarah sebenarnya perkedel berasal dari bahasa Belanda yaitu frikadel,
sejenis lauk terbuat dari daging cacah yang dibentuk bola-bola dan digoreng.
Lidah lokal yang tidak biasa mengucapkan
frikadel “membelokkan” kata frikadel menjadi
perkedel. Oleh penduduk setempat bahan utama perkedel tidak lagi daging tapi kentang, kedele, tahu, tempe dan bahan lainnya
yang harganya lebih murah.
Saya punya pengalaman yang cukup unik ketika
makan perkedel kedelai. Ketika itu saya menghabiskan banyak sekali perkedel
kedelai, sampai hampir keracunan saking overdosis ..he…he.. Untuk mendapatkan
perkedel kedelai yang lezat dan unik, bahannya kedelai yang direndam beberapa hari hingga
baunya agak menyengat, kemudian ditiriskan dan ditumbuk, dibumbui bawang merah,
bawang putih, lada, ketumbar lalu dilumuri kocokan telur, dibentuk bulat pipih
lalu digoreng garing. Pekedel kedelai berasa gurih dengan bau sedikit menyengat
busuk, tapi sangat enak. Perkedel kedelai dengan bau sedikit menyengat ini disebut juga terasi dele.
3. Bothok
Waktu kecil, pohon kelapa begitu mudah ditemui.
Setiap pekarangan rumah pasti menanamnya. Tidak mengherankan jika masakan yang
menyertakan parutan kelapa sebagai bahan pelengkapnya cukup banyak macamnya.
Bothok adalah lauk favorit semua orang. Bothok ada yang dimasak langsung dalam
wajan dan bisa juga dibungkus daun pisang. Kelezatannya sama tetapi bothok yang
dibungkus daun pisang lebih istimewa dan lebih sedap.
Varian bothok tergantung bahan utamanya. Ada
bothok urang (udang kecil hasil tangkapan dari sungai), bothok mlanding (petai
china atau lamtoro), bothok katul (dedak halus hasil gilingan padi), bothok
teri, bothok tempe, bothok tahu dan sebagainya.
4. Pelas
Masakan ini juga sangat melegenda. Dengan bahan
utama biasanya kacang kedelai yang sudah direndam atau bisa juga kacang gude
yang ditumbuk kasar dicampur parutan kelapa muda, dibumbui bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, kencur, lempuyang,
daun salam, daun jeruk purut, , garam,
gula.
Pelas dele sering dibuat saat hasil bumi
kedelai melimpah. Biasanya saat musim kemarau orang kampung menanami sawahnya
berbagai palawija seperti kedelai, kacang tanah, atau jagung.
Hanya denga lauk pelas saja rasanya lidah sudah
bergoyang-goyang. Bau sedap dari aroma kencur dan lengkuas dan lempuyang sangat
khas, ditambah sedapnya kedelai tumbuk bercampur parutan kelapa muda. Tidak
perlu tambahan lauk lain, cukup pelas saja, sepiring nasi liwet bisa habis
bahkan nambah.
5. Terancam
Lauk dengan nama unik ini mendapat tempat
tersendiri di hati masyarakat. Bahan utamanya
sayuran mentah yang diiris-iris , dicampur parutan kelapa muda dan bumbu
halus terdiri dari bawang putih, kencur, garam, gula, tempe bosok, cabe
(opsional), daun jeruk.
Jenis sayuran mentah yang dapat dipakai untuk bahan terancam antara
lain daun kenikir, kacang panjang muda, kubis, wortel, daun beluntas, kecipir, pucuk
daun pepaya, pucuk daun mengkudu, petai china/lamtoro, touge kacang hijau,
mentimun.
Untuk menambah varian rasa terancam biasanya
bumbunya ditambahi tempe goreng yang diiris kecil-kecil atau suwiran daging ayam bagian dada atau irisan
jeroan ayam yang digoreng.
Makan nasi dengan lauk terancam dijamin Anda
akan benar-benar terancam , teracam ketagihan menambah porsi
makan..he…he…
6. Entho-entho
Sebenarnya lauk satu ini bisa dikategorikan
kudapan karena enak menjadi teman minum teh atau kopi di kala senja. Bahan
entho-entho adalah tepung gaplek, parutan kelapa, dibumbui bawang merah, bawang
putih, ketumbar, garam dan gula.. Semua bahan dicampur jadi satu, dibentuk
bulat dan digoreng hingga warna kuning kecoklatan. Bisa juga dibentuk gepeng
atau pipih, biasanya dinamakan entheng-entheng.
7. Jangan
Jangan dalam bahasa Jawa artinya sayur. Sejak
dahulu budaya makan sayur sebenarnya sudah mengakar kuat. Bermacam-macam sayur lezat
menjadi teman lauk nasi putih, nasi jagung dan tiwul. Bahan sayuran yang
melimpah di sekitar rumah menjadikan sayur menjadi hidangan wajib setiap makan.
Sayangnya sekarang kebiasaan makan sayur meluntur di kalangan anak-anak karena
pengaruh makanan cepat saji yang mereka anggap lebih keren.
Jenis jangan atau sayur yang populer sejak
jaman dulu adalah jangan meniran (sayur bening), jangan lodeh, jangan bobor,
jangan Lombok, jangan tempe Lombok ijo, asem-asem, jangan lompong (pelepah daun
talas),oseng-oseng, dan lain-lain.
Nama sayur yang saya sebutkan di atas mayoritas
berkuah santan, kecuali soeng-oseng dan jangan meniran. Jaman dulu makan nasi
berlauk sayur saja sudah cukup lahap menyantapnya. Boro-boro memikirkan empat
sehat lima sempurna apalagi makan berkonsep gizi seimbang.
8. Bubuk Dele
Bubuk dele adalah lauk super sederhana yang
tidak pernah ketinggalan disajikan. Bahan dasarnya cukup kedeleai kering,
digoreng, lalu ditumbuh setengah halus ditambah bumbu bawang dan garam. Jika mau pedas bisa ditambah cabe merah.
Bubuk dele ada dua jenis, rasa gurih asin untuk
lauk nasi putih dan urapan, sedangkan rasa manis untuk toping nasi ketan.
Saya sendiri sangat menyukai bubuk dele. Kadang
dimakan tanpa nasi sambil nonton TV, sedikit-sedikit tahu-tahu stoples sudah
habis.
9. Kering
Makanan yang tahan lama disimpan dan rasanya
super enak adalah kering. Kering terbuat dari bahan utama tempe yang diiris memanjang tipis kurang lebih seukuran korek
api. Bumbunya bawang merah, bawang putih, lengkuas, gula merah, kecap manis,
air asam jawa, garam. Untuk menambah cita rasa bisa ditambahkan kacang tanah
goreng atau teri goreng.
Kering menjadi lauk favorit yang super enak.
Biasanya Nenek atau Ibu membuat kering cukup banyak untuk persediaan lauk
selama lebih dari satu minggu. Bahkan sangat cocok untuk lauk anak kos karena
bikin irit kantong.
10. Dendeng Ragi
Dendeng ragi adalah lauk favorit saya selain
terasi dele. Rasa legit parutan kelapa yang wangi berpadu suwiran daging sapi
atau ayam sangat cocok dimakan dengan nasi putih hangat yang lembut. Bumbu
dendeng ragi antara lain lengkuas, ketumbar, bawang merah, bawang putih, serai,
daun salam, daun jeruk purut, air asam jawa, gula jawa dan garam.
Saya masih ingat sekali Ibu saya sering membuat dendeng ragi karena semua anggota keluarga sangat menyukainya. Kadang saya suka menaburkan dendeng ragi di atas selembar roti tawar, kadang saya juga menaburkannya di atas nasi ketan.
Tanpa harus menggunakan mesin waktu cara
terbaik untuk kembali ke masa lalu adalah mengenang lauk jadul waktu kecil. Kedudukan
lauk dalam buadaya makan memang sangat penting, menjadi kunci utama seseorang
melahap makanannya dengan antusias.
Lauk
yang mengena di lidah akan selalu dikenang, menggugah alam bawah sadar untuk mengingkari
kenyataan betapa cepatnya waktu-waktu indah di masa kecil itu berlalu. Lauk jadul bukan hanya sekedar soal
nostalgia, lebih dalam dari itu betapa kearifan lokal dan kesederhanaan leluhur
membentuk budaya makan yang selaras dengan alam. Bahan sederhana, alami dan
bernutrisi tinggi, tanpa bahan pengawet adalah sebuah kemewahan di jaman kini.
Posting Komentar untuk "Mengenal 10 Lauk Jadul Sehat dan Alami : Menggugah Nostalgia Masa Lalu"